Bingkai

Petualangan Slideshow: Helga’s trip from Jakarta, Java, Indonesia to 7 cities Surabaya, Malang, Madurai, Mataram, Semarang, Banyuwangi and Banten was created by TripAdvisor. See another India slideshow. Create your own stunning free slideshow from your travel photos.

Thursday, June 29, 2006

Sharing TV

Perolehan rating dan share TV selama penyelenggaraan piala dunia 2006 telah merubah posisi peringkat TV berdasarkan jumlah penonton. SCTV sebagai pemegang hak siar resmi piala dunia telah menduduki peringkat pertama disusul RCTI dan Trans TV. Share SCTV bisa mencapai 27 persen dari seluruh penonton TV di Indonesia.

Sebelum pelaksanaan piala dunia, SCTV menduduki peringkat kedua setelah RCTI.

Friday, April 28, 2006

Corehan Buat Kekasih kecil :


R.A HELGA AGIBA NASHIF KAMPUR

Kala matahari terus meredupkan sinarnya
Kala sang rembulan membiaskan sinar terangnya
Kala sang ibu terus berjuang di medan kehormatannya ...
Kala detak jarum jam berputar di pusar keagungan Tuhan ...

Si kecil terlihat .....
menangis ...
Berontak ...
Menangtang keajaiban Tuhan dan ....
Meluluh lantahkan penantian semua
Tak terkecuali sang ayah yang t'lah menunggunya...

Adakah kebahagian..?
Adakah kegembiraan ..?
Adakah kemesraan jiwa ...?
Semua ada dan bergumpal menjadi satu ...
Satu keteguhan, kedamaian abadi yang mengantar si kecil
Menjadi :


R.A. Helga Agiba Nashif Kampur
(kekasih yang taat beribadah dan membawa keadilan bagi semua)
Senin pahing, 19 Agustus 2002 Jam 15.10 wib

Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya

Terima kasih kupersembahkan kepada :
Bunda Purwa tercinta yang telah setia menemani dan membimbingku di tengah kesulitan dan kebahagian sehingga kelak menjadi orang mumpuni...

Ayah Kamil tersayang yang telah menuntunku dengan do'a dan memberiku gumpalan darah suci sebagai bekalku kelak...

Mbah putri Sofia dan Mbah Kakung Yajie yang dengan sabar menimangku dengan kelembutan jiwa dan ketulusan hati sekaligus menanamkan mutiara ke dadaku sehingga kelak menjadi orang rendah hati dan baik pekerti ...

Mbah putri Sa'diyah dan Mbah Kakung Sunarto yang dengan tegar membelaiku dengan cambuk kasih sayang, menyirami fikiranku dengan cinta dan mengajariku menjadi orang sabar serta tawakal ...

Bu de, Pak de, Tante, Om dan saudaraku yang tak bisa kusebut satu persatu yang telah mengajariku hidup di dunia dengan kenikmatan dan kebahagian sekaligus membimbing relung hati dan nafasku untuk selalu menghargai orang lain ...

Amin Ya robbal alamin

Tuesday, April 25, 2006

Gundahnya Sebuah Perasaan

Gelap rasanya hati ini
Saat Ku tahu dunia penuh dengan misteri hidup
Sebagai insan yang penuh kekurangan
Ku tak pernah mengerti
Mengapa aku harus larut dalam kegundahan hati...

Mungkinkah ku galau perasaan itu..?
Mungkinkah ku halau perasaan itu..?
Halus memang dan ...
Sulit rasanya mengusir perasaan yang terlanjur terbawa ..

Maka ..
Kubiarkan perasaanku mengembara dan mengisi relung hatimu
Mengisi dan mengisi dan mengisi hingga memenuhi relung hatimu yang putih
Ya.. putih seperti salju yang senantiasa akan cair bila matahari tersenyum.

Mengapa harus dipersalahkan perasaan itu ..?
Kalau itu ku lakukan..
Itu sama saja dengan menyakiti dan membohongi naluriku sendiri..

Maka ...
Ku ikhlaskan perasaanku padamu ..
Ku sandarkan perasaanku kepadamu.. Kini ...

(Ungkapan Yg Terpendam)


Monday, April 03, 2006

Bahagia

Jangan kau tertunduk dalam kesedihan...
Biarkan duka melewati hidupmu ..
Pasrah dan relakan semua ...
Mengapa harus menangis..?

Jangan kau layu dalam semangat hidup..
Biarkan citamu bergelora dalam darah
Yakini apa yang terjadi adalah sebuah takdir..
Mengapa harus menangis...?

Hidup ini memang penuh misteri ...
Kadang indah dan kadang pula mengerikan..
Kau harus tempuh itu semua dengan keberanian..
Tatap masa depanmu dengan ke"bahagian" abadi....

(Buat saudara sepupuku di Bangselok..)

Thursday, March 30, 2006

Kawan Lama

Rasanya tak mungkin ....
Mustahil ...

Itu yang ada dalam benakku saat itu
Kaget dan terkejut ..
Itulah reaksiku saat itu

Dunia ini memang sempit seperti kata orang
Kemana kita pergi ...
Kemana kita jalan ...
Kemana kita sembunyi ..
Waktulah yang akan menemukan ...
Waktulah yang akan mempertemukan...

Indah rasanya ....
Ketika waktu mempertemukan kawan lama...
Yang mungkin sudah terlupakan dari ingatan kita...
Tapi ...
waktu memang tak pernah lupa...
Waktulah yang mampu mengingatkan orang yang lupa...

Kawan lama ...
Banyak cerita dan banyak pula cita...

Selamat datang dalam ingatanku ...
Selamat berkumpul kembali bersama ku ...

Semoga waktu jualah yang akan menjaga persahabatan kita .. Amin.

Monday, March 27, 2006

Menulis Cinta

Malam itu tak ada orang yang memperhatikannya. Semua orang terlihat sibuk dengan kesenangannya masing-masing. Tapi sepintas aku sempat melihat ia mencuri pandang pada seseorang yang sedang asyik minum segelas fruit tea warna hijau. Tanpa disengaja tatapan mata keduanya sempat beradu dan dalam hitungan detik terdengar suara plak .. ceng. Semua mata menoleh ke arah suara itu. Sebuah gelas yang dibawa seorang waitres terjatuh karena kaki sang waitres kesandung kaki laki-laki yang sedang duduk seorang diri.

Mungkin kejadian malam itu tak ada hubungannya dengan kehadiran wanita itu di sebuah warung minum di surabaya. Tapi bagi semua pengunjung, kejadian malam itu terasa aneh dan jarang terjadi. Ditengah kesibukan orang yang sedang bercengkrama sesama teman dan kawan, aku bisa memastikan bahwa kehadiran wanita di sudut ruangan tak ada yang menyadari. Tapi anehnya, aku sempat melihat bagaimana pelayan di warung itu melayani tamu misterius itu. Aneh tak ada percakapan tapi ada kegiatan.

Mungkin ini hanya halusinasiku saja. Aku coba menggosok-gosok kedua belah mataku namun tetap saja wanita di pojok itu masih terlihat. Kenapa aku harus memperhatikan ia yang memang tidak menjadi perhatian orang lain? Aku coba alihkan perhatian dengan memfokuskan pembicaraan kepada teman-temanku yang berada semeja. Kami mengobrol banyak hal. Mulai dari khabar masing-masing hingga pada percakapan yang memunculkan riak tawa bersama. Aneh .. wanita di sudut itu seakan mendengar dan ikut tertawa terhadap apa yang sedang kami bicarakan. Emangnya lho siapa sih kok ikut-ikutan ketawa?

Rasa penasaranku aku buang jauh-jauh.. aku kembali berbincang dengan teman-temanku. Kali ini aku coba teman-teman untuk menengok ke belakang. Mereka bilang ada apa? Ternyata mereka juga tidak melihat sesuatu kecuali dua orang yang sedang pacaran. Ngacau lho celutuk seorang teman yang mengajak aku untuk minum di Cafe ini. Itu kan orang pacaran.. ngapain kita lihat mendingan kita pacarin sendiri.. ha .. ha .. semua tertawa. Ia lebih baik kita dilihat orang daripada melihat orang lain.. ia khan .. imbuh teman lain yang gaya bicaranya jawa banget..

"Hei... bukan yang itu .. coba lihat meja sebelahnya..!" pintaku pada teman-teman. Tanpa dikomando mereka melihat ke arah belakang. "Apaan ... cuma meja dan kursi tak ada siapa-siapa?" rasa keheranan mulai terlihat di wajah mereka.

Aku berpikir mereka bercanda.. tapi setelah aku memastikan agar kembali melihat meja yang diatasnya tertera no 101, kembali mereka bertanya siapa sih yang kamu maksud. Orang tak ada siapa-siapa di meja itu.

Aku terpaksa diam dan mengamini semua teman yang melihat. Padahal aku melihat dengan jelas seorang wanita sedang duduk dan minum capucino sambil menghisap sebatang rokok. Untuk menghilangkan keherananku, aku coba untuk tidak melihat lagi.

Jam menunjukkan pukul delapan malam. Rasanya sudah berjam-jam kami minum dan makan di Cafe ini. Sebelum kami mengakhiri pertemuan kami, aku sempat melihat seorang waitres menghampiri wanita itu dan menyodorkan bill minuman. Wanita itupun membayar dan tak lupa memberi uang tips pada sang waitres.

Setelah wanita dengan kemeja putih itu akhirnya keluar cafe dan hilang diantara keramaian pengujung mall. Aku masih sempat melihat langkah wanita itu dan waitres yang lewat di sampingku aku tanya. "Mas, itu siapa?"

"Oh, dia tamu setia kami. Setiap hari jum'at ia selalu datang kemari dan minum capucino. Tempatnyapun selalu di pojok ruangan. Dia tak mau di tengah dan selalu sendiri." jawab sang waitres. "Oh.. begitu" sanggahku. "Mas kenal sama dia?" tanyaku lagi. "Tidak, tapi dia pernah memberi saya kartu nama. Ntar ya .. saya cari kartu namanya." Jawab sang waitres sambil berlalu dariku.

Tak beberapa lama kemudian, ia datang sambil menunjukkan kartu nama wanita misterius itu.. Di kartu nama berwarna putih itu tak tertulis nama. Disitu hanya tertulis alamat : Jalan Ketintang 156 surabaya 60231 - Indonesia. Di sudut kanan bawah tertulis : Committed 2 U.